Karakter itu memberi kontribusi yang sangat dominan guna pencapaian sukses dalam segala hal – kesehatan, kesuksesan, kebahagiaan …..! Betapapun pandainya seseorang, jika karakternya tidak baik - tidak bakal mencapai sukses!
Karakter - menentukan harga diri seseorang, kehormatan, kredibilitas, dan “arti” hidupnya. Billy Graham mengatakan: “Ketika kekayaan hilang, sebenarnya tidak ada yang hilang. Ketika kesehatan hilang sebenarnya ada sesuatu yang hilang. Ketika karakter hilang, semua hilang” - betapa besarnya makna karakter itu!
Lantas - apakah karakter itu bisa diubah, diperbaiki, dan dibangun? Sebagian orang bilang - “watuk (batuk) bisa disembuhkan – kalau watak tidak! Yang lain percaya bahwa watak bisa dibangun – diperbaiki!
Di sebuah negeri dongeng - raja ‘berdebat’ dengan patihnya tentang karakter. Raja berpendapat bahwa, karakter tidak bisa diubah.
“Maaf baginda, menurut hemat saya, karakter itu dapat diubah dengan jalan latihan”, demikian sahut sang patih.
Untuk mempertahankan thesisnya, sang patih dengan penuh semangat melatih kucing-kucing yang ada di istana. Hari demi hari ….. kucing-kucing itu semakin pandai melakukan tugas sebagai pelayan tamu.
Setelah lulus ujian, kucing-kucing tersebut mendapat instruksi - melayani para tamu istana pada acara ulang tahun putri raja nanti …..
Suatu hari - di pendapa agung - tamu-tamu kerajaan terkesima sejenak, lalu terdengar tepuk tangan meriah ketika para ‘hostes’ satu demi satu memasuki ruangan. Kucing-kucing - berpakaian warna-warni mendorong kereta makan yang berisi berbagai macam masakan nan lezat.
Sang patih tetap menunduk hormat, meski dadanya bergelora karena kegembiraan luar biasa - ia sangat bangga dapat membuktikan thesisnya kepada sang raja. Kucing-kucing yang biasanya mencuri ikan, sekarang tidak tergoda lagi dengan bau ikan bakar yang ada di depan hidungnya.
Tiba-tiba sang raja mendekati, dan bersabda: “Jangan senang dulu patih, lihat ini!” Sang raja melemparkan seekor tikus di depan para kucing, dan seketika itu juga terjadilah keributan. Kucing-kucing meninggalkan kereta makannya dan berebut menangkap tikus.
Ya, itu tadi hanya cerita tentang kucing. Namun, kalau berbicara tentang karakter seseorang, sudah tentu akan berbeda – manusia mempunyai akal, budi dan budaya – tidak hanya naluri! Karakter seseorang - ‘dapat diubah’ - pasti!
Karena itu, orang perlu membangun karakternya - sedini mungkin, mulai sekarang, terus menerus, supaya menjadi pribadi yang menyenangkan, baik, simpatik, dapat dipercaya, pandai membawa diri, mendapat empati, serta disukai semua orang.
Bila orang tidak disukai oleh teman sekerjanya, apalagi oleh atasannya, menjengkelkan, tidak tahu diri, maka jangan harap bisa mencapai sukses. Ilmu pengetahuan dan skills adalah modal untuk bekerja dan melakukan berbagai usaha, tapi yang menentukan keberhasilan adalah watak atau tabiat. Intelligent Quotient (IQ) yang tinggi belumlah cukup, masih perlu disertai Emotional Quotient (EQ) yang tinggi pula*****
No comments:
Post a Comment