Air Yang Mengalir

Air yang baik adalah air yang mengalir, yang bersumber dari mata air. Air yang langsung memancar dari mata air biasanya jernih, bening, sejuk, harum aromanya. Air yang mengalir pertanda adanya kehidupan yang sehat, berbagai jenis ikan dan binatang air hidup di dalamnya. Jikalau air tak mengalir, lama kelamaan akan mengeruh, menguning, menghitam, membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Hanya lumut, nyamuk, dan kuman saja yang tumbuh, berkembang biak di dalamnya, menjadi sumber segala penyakit.

Hidup ini ibaratnya seperti air yang mengalir. Air selalu mengalir menurut hukum alam, maka biarlah hidup kita berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Setiap perlawanan terhadap kehendak-Nya hanya menimbulkan kekecewaan dan kesia-siaan belaka.

Sementara orang, menjalani kehidupannya seolah-oleh tanpa beban, hidup bersahaja, seperti air yang mengalir. Setiap masalah dihadapi dengan bijak, dicari jalan keluar, mampu mengelola segala masalah menjadi energi positip, menjadi semakin dewasa dalam menyikapi permasalahan, semakin kuat kerinduannya akan penyertaan Tuhan di dalam kehidupannya, semakin teguh imannya, selalu beryukur dan penuh suka cita.

Air menyembur dari sumbernya, lalu mengalir melalui sungai kecil, masuk ke sungai besar, bengawan, dan pada akhirnya bermuara ke laut. Air itu tidak dapat mengalir balik dari muara ke sumbernya. Demikian juga halnya dengan kehidupan, yang terus berjalan seiring dengan perjalanan waktu, yang tidak dapat diputar balik. Itulah hakekatnya waktu, dan di dalam waktu itulah berada kehidupan kita.

Hidup ini bagaikan sungai yang terus mengalir, namun tidak selamanya mengalir dengan tenang. Ia juga tidak pernah tahu akan perjalanan selanjutnya, kejadian yang akan dialaminya, mungkin akan pecah terbelah menerjang bebatuan, hancur lebur ketika terjun di jeram, menjadi riak-riak kecil atau gelombang yang besar.

Air itu tetap air yang sama, ketika keluar dari mata airnya sampai pada muaranya; hanyalah situasi yang membedakannya. Menjadi tenang manakala terlentang di telaga, tertawa ria ketika bergemericik di pancuran mandi, menjadi ombak yang bergelora bila diterjang badai, sedih bila mengeluarkan bau di comberan, menjadi perkasa dan bergema bila melewati jeram yang curam.

Sama seperti diri kita, perjalanan hidup kita ini akan terus mengalir, layaknya merindukan sesuatu, dan justru di dalam kerinduan itulah, kita menjadi selalu baru. Kita adalah kita sebagaimana ketika dilahirkan, di masa kecil, pada masa remaja, dan diri kita yang sekarang ini, meski melewati berbagai situasi, suka, duka, rintangan, cobaan, godaan, kegagalan, keberhasilan. Namun hendaklah selalu merindukan kehidupan yang baru, mau untuk berubah, senantiasa memperbarui karakter kita, sehingga semakin baik, hidup lebih berkualitas, bermakna, bahagia, dan berhasil dalam segala hal*****